Begini Keseruan TP PKK Riau Bersama Organisasi Wanita Ikut 'Aura Farming' Pacu Jalur Sabtu, 16 Agustus 2025 | 15:45
PEKANBARU, situsriau.com - Pimpinan TP PKK Riau bersama ratusan anggota organisasi wanita memparodikan tarian anak di atas perahu dalam Aura Farming Pacu Jalur, di Area Belakang Balai Serindit, Sabtu (16/8/2025) pagi.
Ketua TP PKK Riau Henny Sasmita Wahid, Ketua I TP PKK Riau Adrias Hariyanto, Plt Ketua DWP Riau Susi Yulianti Job, Kadis DPA2KB Riau Fariza tampak kompak memperagakan aksi anak penari ‘Togak Luan’, simbol jalur yang sedang memimpin perlombaan dengan ratusan pengurus mengayuh di belakang.
Aksi ini menjadi peragaan yang terpanjang dan digelar dalam kegiatan semarak kemerdekaan memperingati HUT ke-68 Riau dan HUT ke-80 RI, juga sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal, khas Pacu Jalur dalam format yang kreatif dan iringan musik pacu jalur yang menggema.
Ketua TP PKK Riau, Henny Sasmita Wahid menyampaikan apresiasi dan ini menunjukkan bahwa budaya lokal seperti Pacu Jalur memiliki daya tarik kuat yang bisa diapresiasi dunia.
“Ditambah dengan kekuatan media sosial dan semangat kreatif netizen, tradisi ini tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dalam konteks baru yang lebih luas,” ungkap Henny Wahid.
“Melalui semarak kemerdekaan yang kita lakukan saat ini dapat mengingatkan kita untuk terus bersyukur dan sebagai wujud cinta kepada tanah air. Tentunya kita berharap pacu jalur dapat terus dikenal khalayak luas lewar aura farming-nya,” lanjutnya.
Menurut orang nomor satu di TP PKK Riau tersebut, Aura Farming Pacu Jalur ini sebagai salah pertunjukan seni dari Provinsi Riau. Semangat kebersamaan yang terbangun dari tradisi ini, sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.
“Penting bagi kita untuk tidak hanya mengenal, tapi juga mencintai dan merayakan budaya sendiri. Menghadirkan tradisi daerah seperti ini adalah bentuk pelestarian aktif yang adaptif terhadap zaman,” jelas Henny.
Bagi Istri Gubernur Riau itu, Aura Farming Pacu Jalur bukan sekadar parade atau pertunjukan, tapi juga pengingat bahwa di tengah gempuran modernisasi, warisan leluhur masih dapat berdetak kuat menyatukan, menginspirasi, dan membangkitkan rasa bangga akan identitas daerah.