Catatan Kementan: Riau dan 5 Provinsi Defisit Beras Bulan In Rabu, 06 Mei 2020 | 10:27
JAKARTA, situsriau.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ada 6 provinsi yang mengalami defisit beras. Kelangkaan beras ini terjadi salah satunya karena arus distribusi yang terhambat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.
Keenam provinsi tersebut antara lain Provinsi Riau defisit 27.749 ton, lalu Provinsi Kepulauan Riau defisit 8.185 ton dan Provinsi Maluku Utara defisit 3.724 ton.
Selain itu, Provinsi Bangka-Belitung defisit 9.891 ton, lalu Provinsi Maluku defisit 3.344 ton, dan Provinsi Kalimantan Utara defisit 763 ton.
Dalam catatan Kementan yang dimuat Kumparan, untuk menambal defisit yang terjadi di 6 provinsi tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan melakukan koordinasi dengan Perum Bulog.
“Defisit pada Provinsi Riau, Kepri, Babel, Maluku Utara telah dikoordinasikan dengan Bulog untuk diselesaikan,” tulis catatan tersebut seperti yang dikutip kumparan, Selasa (5/5/2020).
Selain itu berdasarkan catatan Kementan, stok beras nasional pada akhir Maret 2020 sebesar 3,45 juta ton. Rinciannya, ada di Perum Bulog sebanyak 1,48 juta ton lalu di pedagang terdapat 726 ribu ton, penggilingan sebanyak 1,2 juta ton, dan Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 26 ribu ton.
Kementan juga memperkirakan produksi pada bulan ini sebanyak 5,4 juta ton dengan kebutuhan nasional sebesar 2,50 juta ton. Sehingga terdapat surplus sebesar 2,9 juta ton.
Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, defisit beras di daerah-daerah tersebut terjadi karena persoalan distribusi.
“Kita siap intervensi apa yang akan dilakukan,” katanya saat rapat virtual bersama Komisi IV DPR, Senin (4/5).
Salah satu opsi yang saat ini tengah dipersiapkan untuk menambal defisit beras di berbagai provinsi-provinsi tersebut yaitu dengan menambah lahan seluas 600 hektar (ha).(sr5,ck)